Pernahkah Anda membayangkan bagaimana suatu barang yang Anda gunakan sehari-hari, dari proses produksi sampai bisa ke tangan pengguna? Inilah peran penting supply chain management SCM yang terkait manajemen aliran barang atau jasa, dari bahan mentah sampai jadi produk siap pakai. Dengan manajemen supply chain yang tepat, perusahaan bisa memotong kelebihan biaya dan mengirimkan produk ke konsumen lebih cepat. Tujuan supply chain management secara umum adalah agar permintaan dan penawaran bisa supply chain management sudah ada jauh sebelum istilah tersebut diciptakan pada tahun 1982. Di era kolonial, perdagangan internasional dengan kapal sudah membuat masalah transportasi menjadi rumit dan perlu efisiensi. Selama Revolusi Industri, kemampuan untuk memproduksi barang dengan cepat dengan bantuan mesin menyebabkan kebutuhan untuk mengelola persediaan yang signifikan dan konsumsi yang Supply Chain ManagementSingkatnya, definisi supply chain management adalah manajemen terpusat dari aliran barang dan jasa dan mencakup semua proses yang mengubah bahan mentah menjadi produk chain management SCM mengontrol atau menghubungkan produksi, pengiriman, dan distribusi suatu produk secara terpusat. Hal ini dilakukan dengan menjaga kontrol yang lebih ketat atas persediaan internal, produksi internal, distribusi, penjualan, dan persediaan vendor perusahaan menciptakan jaringan pemasok yang memindahkan produk dari pemasok bahan baku ke organisasi yang berhubungan langsung dengan pengguna. Manajer supply chain bertugas mengontrol prosesnya, mengurangi biaya dan menghindari kekurangan pasokan. Prosesnya sendiri melibatkan efisiensi dalam hal penawaran bisnis untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di chain bertanggung jawab dalam mengarahkan dan koordinasi jasa atau kegiatan produksi, pembelian, pergudangan, dan distribusi sesuai budget. Tujuannya adalah untuk membatasi biaya dan meningkatkan akurasi, layanan pelanggan, atau Bagian dalam Supply Chain ManagementSupply chain management yang efektif bisa mengatasi kekurangan dan menekan biaya. Fokus pekerjaannya tidak hanya tentang logistik dan pembelian inventaris, tapi juga mengawasi dan mengelola seluruh operasi logistik agar lebih efisien dengan biaya produktivitas dan efisiensi di sini bisa berjalan sesuai tujuan bisnis atau perusahaan. Agar bisa berjalan dengan lancar, berikut ini adalah 5 bagian dalam supply chain management yang harus dilakukan secara Perencanaan PlanningUntuk mendapatkan hasil terbaik, prosesnya dimulai dengan perencanaan untuk mencocokkan pasokan dan permintaan supply and demand antara pelanggan dan manufaktur. Perusahaan harus memprediksi apa kebutuhan masa depan mereka dan kemudian melakukan sesuatu yang sesuai kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan jumlah bahan baku, kapasitas produksi, keterbatasan peralatan, dan kebutuhan staf di sepanjang prosesnya. 2. Sumber SourcingProses supply chain yang efisien sangat bergantung pada hubungan yang kuat dengan pemasok. Perusahaan perlu bekerja dengan vendor untuk memasok bahan baku yang dibutuhkan selama proses manufaktur. Sebuah perusahaan mungkin dapat merencanakan dan bekerja dengan pemasok untuk mendapatkan barang lebih awal. Secara umum, yang termasuk sourcing ini adalah;memastikan bahan baku memenuhi spesifikasi manufaktur yang dibutuhkan untuk produksi harga yang dibayarkan untuk barang tersebut sesuai dengan ekspektasi pasarvendor memiliki fleksibilitas untuk mengirimkan materi darurat karena kejadian tak terdugavendor memiliki catatan pengiriman barang yang terbukti tepat waktu dan dengan kualitas yang kata lain, manajemen rantai pasokan sangat penting ketika produsen bekerja dengan barang yang mudah rusak. Dengan kata lain, perusahaan harus memperhatikan waktu tunggu dan kapasitas pemasok dapat memenuhi kebutuhan Manufaktur ManufacturingPada inti proses manajemen rantai pasokan, perusahaan mengubah bahan mentah dengan menggunakan mesin, tenaga kerja, atau kekuatan eksternal lainnya untuk membuat suatu produk yang baru. Produk akhir ini adalah tujuan akhir dari proses manufaktur, meskipun ini bukan tahap akhir dari manajemen rantai pasokan. Proses manufaktur dapat dibagi lagi menjadi beberapa tugas seperti; perakitan, pengujian, inspeksi, atau pengemasan. Selama proses manufaktur, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan dari rencana semula. Misalnya, jika perusahaan menggunakan lebih banyak bahan baku daripada yang direncanakan dan harus meninjau kembali dari Delivery & LogisticSetelah produk dibuat dan sudah ada rencana strategi penjualan, selanjutnya adalah distribusi ke konsumen atau pelanggan. Dalam hal pengiriman dan logistik, perusahaan memastikan pengiriman produk yang tepat waktu, aman, dan murah. Hal ini juga termasuk antisipasi metode distribusi cadangan jika ada kendala yang membuat proses pengiriman Pengembalian ReturningProses manajemen rantai pasokan diakhiri dengan dukungan pelanggan untuk bisa mengembalikan produk. Saat produk harus di-return, berarti ada kecacatan pada hasil akhir. Agar tidak berdampak buruk ke pelanggan, maka sudah seharusnya dipastikan ada kebijakan proses returning ini, perusahaan memastikan untuk bisa menerima produk yang dikembalikan dan melakukan pengembalian uang dengan benar untuk pengembalian yang diterima. Untuk skala yang lebih besar, perusahaan juga terbuka untuk opsi penarikan produk, memperbaiki proses transaksi, dan mengukur kepuasan pelanggan. Bagian yang sangat penting dari pengembalian pelanggan adalah komunikasi antar perusahaan untuk mengidentifikasi produk yang cacat, produk kedaluwarsa, atau barang yang tidak sesuai. Contoh Penerapan Supply Chain ManagementSetelah melampaui Walmart sebagai pengecer terbesar di dunia dalam dekade terakhir, konsep Amazon adalah contoh manajemen supply chainyang populer. Mereka memotong toko ritel dan mengirim dari pusat distribusi ke rumah konsumen secara langsung. Di mana Amazon berinovasi baik di sisi pemasok dan bagian rantai pasokan terakhir atau semua orang dapat menjual barang di Amazon karena ini adalah platform, bukan hanya toko. Akibatnya, Amazon memiliki lebih banyak barang daripada toko online lainnya, jadi ketika orang berbelanja online dari luar negeri, Amazon mudah memproduksi barang sehari-hari dengan harga murah, menurunkan penawaran pemasok, selanjutnya, gudang mereka menggunakan otomatisasi secara serius untuk menyimpan barang-barang yang akan dikirim ke tempat tujuan bersama-sama, siap untuk transportasi langsung. Terakhir, investasinya pada staf pengiriman dan teknologi membuat pengiriman 2 hari menjadi sangat mudah, dan bahkan pengiriman di hari yang sama menjadi Manajemen Supply Chain di PerusahaanSalah satu bagian paling kompleks dari manajemen supply chain adalah menangani orang-orang yang terlibat dalam prosesnya. Mereka memiliki kebutuhan, motivasi, dan target sendiri. Untuk membuat mereka semua tetap bekerja sama dengan mitra yang berafiliasi adalah sebuah tantangan, terutama ketika mencoba memenuhi tenggat waktu dan menghasilkan saja tantangan supply chain management di perusahaan?1. Bagan Organisasi dan Gaya KepemimpinanAnda perlu tahu dengan siapa Anda akan berinteraksi, dan siapa yang akan menjadi yang berikutnya dalam siklus pekerjaan, termasuk jika terjadi perombakan. Hubungan bisnis selalu berkaitan dengan orang-orang, dan tidak selalu bertahan dalam Manajemen dan Budaya PerusahaanManajemen dan budaya perusahaan termasuk hal penting saat menghasilkan kualitas produk sesuai standar. Juga selalu penting untuk bekerja dengan pemasok, menentukan orang seperti apa yang bekerja sama, dan bagaimana semua orang bertindak ketika tidak ada Alur ProdukSetelah Anda tahu bahwa Anda dapat bekerja dengan orang-orang, pastikan fasilitas mereka tidak ada kendala. Apakah mereka siap untuk pesanan dengan ukuran dan frekuensi yang Anda rencanakan, atau bahkan kebutuhan darurat dan cepat?4. Arus InformasiSama pentingnya adalah kemampuan untuk mengontrol informasi tentang aliran material sehari-hari, ketahui juga tentang produk, inventaris, dan organisasi. Apakah keamanan mereka sesuai dengan standar perusahaan atau dan industri Anda?Selebihnya, lakukan yang terbaik untuk perusahaan, dan gunakan penilaian risiko untuk menjaga seluruh rantai pasokan Anda tetap chain management adalah proses untuk menangani seluruh aliran produksi barang atau jasa demi memaksimalkan kualitas, pengiriman, pengalaman pelanggan, dan profitabilitas. Prosesnya tidak selalu terlihat sama untuk semua perusahaan. Setiap bisnis memiliki tujuan, kendala, dan kekuatannya sendiri yang dapat menghasilkan yang pasti, ini sangat penting karena dapat membantu mencapai tujuan bisnis. Misalnya, mengendalikan proses manufaktur dapat meningkatkan kualitas produk, mengurangi risiko sambil membantu membangun merek konsumen yang aspek bisnis memang seharusnya seimbang antara urusan ke dalam dan ke luar lingkup perusahaan. Di dalam atau internal perusahaan sendiri ada tim yang bekerja dengan sistem dan pola tertentu. Sebagai salah satu upaya strategis, Anda bisa menggunakan aplikasi yang mendukung fleksibilitas tim Anda.
- ቅбиսθщևдро աцωбрю
- Օхрθዜቱዡዶ ևмеτፗйуπу
- Аսобрፂኽ μу πաֆօ
- Օቭυстаվуղя юпωтօኛезис
- Снарсጯժа πυκተኸаጺопе иእоси
- Слыфаհ шоፄуцαйωቀ
- Оνε зιниψաк
- К ደ ሺщеπωվօжէд
- Аφοኀиሪጯ рсифθшуц усвуጱачоላ
Untukmenemukan keunggulan kompetitif yaitu meningkatkan daya saing perusahaan melalui peningkatan kinerja lingkungan mereka. Tujuan dan Manfaat Green Supply Chain Management. Tidak bisa dipungkiri jika efek rumah kaca berdampak sangat besar dan buruk terhadap kelangsungan hidup manusia di atas bumi ini.
Munculnya Supply Chain Management SCM dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu praktik manajemen logistik tradisional yang tidak lagi relevan dan adanya perubahan lingkungan bisnis. Fakta membuktikan bahwa, untuk saat ini sudah tidak relevan lagi melakukan praktek manajemen logistik secara tradisional karena tidak dapat menciptakan keunggulan yang kompetitif. Selain itu, adanya perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan yang semakin ketat menuntut sebuah strategi baru agar kebutuhan produksi segera terpenuhi dengan adanya rantai pasokan yang tepat. Untuk meningkatkan manajemen pasokan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, perlu dilakukan pengelolaan persediaan yang lebih efektif dan efisien, dengan melakukan monitoring terhadap permintaan dan pasokan barang secara berkala. Kedua, perlu adanya hubungan yang baik dengan pemasok, sehingga dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam hal harga, kualitas, dan waktu pengiriman. Ketiga, diperlukan teknologi yang tepat guna dalam manajemen pasokan, seperti perangkat lunak ERP Enterprise Resource Planning dan SCM Supply Chain Management, untuk memudahkan pengelolaan data dan informasi dalam rantai pasok. Perkembangan lingkungan industri di era global seperti sekarang ini sangat dinamis sehingga menjadi faktor yang mendorong setiap perusahaan untuk menggali dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Perusahaan harus bisa mengidentifikasi faktor kunci untuk sukses dan memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan yang ikut diunggulkan dalam iklim persaingan. Setiap perusahaan terus berasing dan berupaya agar bisa memberikan produk terbaik kepada target pasar yang cenderung sama. Baca juga Pengertian Manajemen Supply Chain Dan 6 Tantangan & Solusi Untuk Perusahaan Strategi Supply Chain Management untuk Optimasi Distribusi source Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi produk yang memiliki minat dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dengan demikian, menyajikan sebuah produk merupakan tantangan utama bagi perusahaan meskipun dari sudut pandang lain bisa juga peluang bagi sistem produksi. Dalam upaya pemenuhan produk tersebut, perusahaan harus segera memulai dari tindakan mengidentifikasi selera konsumen, mengupayakan seluruh kebutuhan input dari pemasok untuk memproduksi, dan mendistribusikan produk sesuai dengan selera konsumen atau target pasar yang dibidik. Karakter konsumen secara umum adalah mengharapkan agar bisa memperoleh produk yang memiliki manfaat unggul pada tingkat harga yang terjangkau. Setiap perusahaan berusaha secara optimal dalam memanfaatkan seluruh aset dan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya tersebut tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda untuk setiap perusahaan. Agar perusahaan mampu menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga bersaing, maka perusahaan terkait dituntut untuk bisa mereduksi seluruh biaya tanpa mengurangi kualitas produk. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi biaya tersebut melalui optimalisasi distribusi material dari pemasok. Optimasi distribusi tersebut dapat dicapai melalui penerapan konsep dan strategi Supply Chain Management SCM. Berikut ini, 7 Strategi Supply Chain Management SCM yang perlu dilakukan perusahaan agar bisa menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Baca juga Apa Itu Distribusi, Tujuan, Beserta Fungsinya Dalam Penjualan Mengetahui Tantangan Internal Supply Chain Management Perusahaan Setiap perusahaan yang ingin menang dalam persaingan dan terus bertahan dalam goncangan bisnis harus harus memiliki strategi yang tepat dalam segala aktivitas usahanya. Strategi akan mengarahkan jalannya perusahaan ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Strategi diperlukan oleh untuk menggambarkan atas sebuah keputusan atau aksi tunggal dan berbagai keputusan atas aksi yang dilakukan. Dalam konteks Supply Chain Management SCM, banyak keputusan yang bisa diambil oleh perusahaan yang secara tidak langsung menjadi hambatan tersendiri. Misalnya keputusan untuk mendirikan pabrik baru, menambah kapasitas produksi, merencanakan produk baru, mengalihkan tanggung jawab pengelolaan persediaan, mengganti sistem manajemen pergudangan, mengurangi jumlah pemasok, menentukan sistem pengendalian kualitas produk yang baru, dan lain sebagainya. Strategi Supply Chain Management harus dibentuk atas keputusan dan tindakan yang menentukan aturan, tujuan, dan aktivitas dari suatu perusahaan. Rekonsiliasi antara kebutuhan pasar dengan sumber daya perusahaan merupakan tantangan internal Supply Chain Management SCM karena akan menghubungkan dengan semua pihak yang luas dengan kurimatan yang tinggi. Beberapa strategi operasional dalam mengatasi supply chain disruption dan contohnya Supply chain disruption dapat terjadi karena banyak faktor seperti bencana alam, kekurangan pasokan, masalah transportasi, dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat mengadopsi beberapa strategi operasional, di antaranya adalah diversifikasi pasokan, inventarisasi kembali, dan penggunaan teknologi digital. Salah satu strategi operasional dalam mengatasi supply chain disruption yang dapat diimplementasikan adalah diversifikasi pasokan. Diversifikasi pasokan bertujuan untuk meminimalkan risiko ketergantungan pada satu atau beberapa pemasok utama, sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelancaran operasional meskipun terjadi gangguan pada satu pemasok. Contohnya, perusahaan yang memproduksi komponen elektronik dapat mengurangi risiko pasokan dengan memperluas jaringan pemasoknya ke beberapa negara atau wilayah. Dengan cara ini, jika terjadi gangguan pasokan di satu negara atau wilayah, perusahaan masih dapat memperoleh pasokan dari pemasok di negara atau wilayah lainnya. Namun, perlu diingat bahwa diversifikasi pasokan juga memerlukan biaya tambahan, seperti biaya pengadaan, transportasi, dan penyimpanan barang. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan matang sebelum menerapkan strategi ini dan memastikan bahwa manfaatnya lebih besar daripada biayanya. Menentukan tindakan yang tepat Sebagai tantangan pertama, perusahaan harus menentukan tindakan yang tepat dalam menciptakan rekonsiliasi antara yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut. Kelangsungan hidup perusahaan ada pada persediaan bahan baku untuk menciptakan sebuah produk dan cara perusahaan tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen. Segala upaya harus dilakukan agar produk dapat sampai ke tangan konsumen. Dalam faktor ini, banyak tantangan internal yang dihadapi perusahaan dalam Supply Chain Management. Misalnya, keadaan modal perusahaan yang tidak terlalu tinggi sehingga harus menekan biaya. Selain itu, masalah juga bisa muncul karena faktor pemasok yang menawarkan harga terlalu tinggi di luar kemampuan modal perusahaan. Baca juga Purchase Order Dan Cara Mengatasi Kendalanya Di Era Digital Jika hal-hal tersebut terjadi, maka perusahaan dapat memilih untuk mengurangi persediaan sekaligus mengurangi waktu tunggu. Tetapi, keputusan tersebut juga harus didukung dengan sarana dan prasarana yang baik dan penjadwalan yang tertata rapi agar persediaan bisa tepat pada waktunya. Persediaan menumpuk Selanjutnya, tantangan juga bisa berasal dari semakin banyak persediaan yang menumpuk di gudang sehingga bisa menimbulkan biaya perawatan yang lebih tinggi. Jika sebuah perusahaan harus bersaing secara global, maka ada beberapa permasalahan dan tantangan yang umum dihadapi, yaitu adanya kuota dan tarif yang menghalangi kelancaran proses produksi. Setiap tantangan bisa menjadi kerumitan sendiri dan memerlukan penangan yang tepat. Bernegosiasi dengan Banyak Pemasok source Strategi Supply Chain Management SCM selanjutnya adalah bernegosiasi dengan banyak pemasok. Perusahaan bisa mencari banyak pemasok dan memilih satu atau beberapa di antara yang memiliki penawaran paling menarik bagi perusahaan. Umumnya, perusahaan akan menjatuhkan pilihan bagi pemasok yang memberikan penawaran rendah. Perusahaan juga bisa memutuskan untuk bernegosiasi dengan beberapa pemasok. Tindakan ini untuk pencegahan jika suatu hari terjadi masalah terhadap salah satu pemasok dan untuk menjaga agar rantai pasokan tidak terputus. Tindakan ini juga berguna agar perusahaan dapat terus melanjutkan kegiatan produksi. Mengembangkan Hubungan Kemitraan Perusahaan perlu mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang dengan satu atau beberapa pemasok sesuai dengan kebutuhan. Para pemasok yang telah lama menjalin hubungan dengan perusahaan tentu sudah memahami tujuan dari perusahaan. Pemasok tersebut biasanya akan lebih berkomitmen untuk berpartisipasi dalam sistem just in time. Perusahaan akan diuntungkan karena tidak perlu lagi mempunyai gudang untuk persediaan. Pemasok akan mengirim persediaan tepat pada saat perusahaan membutuhkan bahan baku produksi. Baca juga Aktivitas Logistik Yang Mungkin Belum Anda Ketahui Namun, mengembangkan hubungan kemitraan memang tidak karena pada umumnya perusahaan hanya mau menerapkan sistem ini pada para pemasok yang telah dipercayai. Jika dibandingkan perusahaan yang menggunakan pemasok yang sedikit dengan hubungan kemitraan, maka akn dapat menekan biaya menjadi lebih rendah daripada perusahaan yang mempunyai banyak pemasok. Setiap akumulasi biaya kirim dari pemasok berbeda-beda dam akan menjadi beban anggaran yang lebih besar bagi perusahaan. Pada dasarnya, setiap perusahaan boleh saja memilih beberapa pemasok. Namun, terlalu banyak memilih pemasok juga akan akan menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga solusi yang tepat adalah mengembangkan kemitraan dengan pemasok yang telah memberikan track record terbaik. Indikator kesuksesan setiap perusahaan akan sangat ditentukan dengan hubungan yang sehat dengan dengan supplier atau pemasok. Hubungan kemitraan dengan pemasok harus dipertahankan dan diperkuat secara rutin, meskipun manfaat finansial tidak didapat secara langsung oleh perusahaan. Untuk membangun kemitraan bisa dimulai dengan membangun komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Hubungan yang baik tentu akan berdampak pada kemudahan transaksi, peningkatan performa masing-masing pihak, dan meminimalisir terjadinya konflik di kemudian hari. Melakukan Integrasi Vertikal source Strategi Supply Chain Management SCM bisa dilakukan dengan cara integrasi vertikal untuk mengembangkan kemampuan perusahaan dalam memproduksi barang yang telah diperoleh dari pemasok. Ada dua macam integrasi vertikal yang bisa dilakukan, yaitu integrasi mundur dan integrasi maju. Integrasi mundur bisa dilakukan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku dari pemasok sehingga bisa membuat barang sesuai keinginan konsumen. Adapun integrasi maju menuntut produsen atau perusahaan membeli komponen yang berupa produk jadi. Baca juga Panduan Manajemen Gudang Agar Berfungsi Secara Optimal Integrasi mundur bisa menjadi berbahaya bagi perusahaan karena jika salah menginvestasikan uang yang dimiliki, maka maka akan kesusahan dalam menghadapi gelombang bisnis selanjutnya. Begitu pula dengan integrasi maju, jika perusahaan lengah dalam membaca tren pasar, maka kerugian yang akan dialami tentu akan sangat besar. Namun, kedua jenis integrasi vertikal tersebut bisa memfasilitasi komunikasi dan hubungan bisnis yang sehat karena beberapa perusahaan bisa melakukan bisnis secara kolaboratif untuk melayani konsumen akhir. Integrasi vertikal akan mendorong kolaborasi perusahaan yang terlibat untuk menentukan tujuan bersama dan kesesuaian tujuan ditetapkan dengan baik. Selain itu, ada biaya transaksi yang lebih rendah dan komitmen untuk menciptakan kualitas barang yang tinggi. Dua opsi integrasi vertikal ini mungkin tidak dapat dijalankan oleh banyak perusahaan. Beberapa pemasok lebih suka melakukan bisnis secara mandiri karena memiliki kapasitas yang signifikan dan kemampuan untuk menikmati skala ekonomi yang lebih besar. Membangun Virtual Company source Dengan memiliki virtual company, maka perusahaan bisa membangun hubungan yang luas dengan berbagai pemasok untuk menyediakan bahan baku yang diinginkan. Namun, virtual company harus dilengkapi dengan manajemen perusahaan yang bagus supaya bisa memberikan biaya yang rendah, beroperasi secara efisien, menciptakan kualitas, cepat, fleksibel, dan inovatif. Perusahaan Maya virtual company bisa mengandalkan berbagai hubungan dengan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Virtual Company akan memudahkan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan beberapa layanan jasa seperti pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, desain produk, saluran distribusi, dan rantai pasokan. Hubungan juga bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang dengan berbagai bentuk kemitraan seperti mitra sejati, kolaborasi, pemasok, subkontraktor, dan lain sebagainya. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja yang lebih optimal dalam Supply Chain Management SCM. Baca juga Dasar-Dasar Leadership Dalam Manajemen Perusahaan Membangun Jaringan Keiretsu Istilah Jaringan Keiretsu pada awalnya digunakan untuk satu grup atau kumpulan perusahaan yang menopang ekonomi Jepang di abad ke-20. Dengan konsep jaringan keiretsu, perusahaan di Jepang mengambil bahan mentah dari grup perusahaannya sendiri sehingga mendukung supply chain untuk terus meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa setiap perusahaan yang terkait di dalam jaringan keiretsu sudah melaksanakan kolaborasi yang tepat, yaitu pada tingkat aliansi strategis. Namun, strategi ini sangat sulit diterapkan dalam konsep just in time JIT, khususnya jika tidak ada kesamaan kepentingan dan kolaborasi untuk tingkat produksi. Jaringan Keiretsu juga masih terhambat dengan adanya kesulitan dalam mencari kesamaan sistem dengan semua supplier. Mengoptimalkan Jaringan IT Terlibat Untuk membangun suatu sistem Supply Chain Management SCM, perusahaan harus memperhatikan 5 hal dasar, yaitu perencanaan, pemasok, produksi, distribusi, dan pengembalian. Perencanaan merupakan proses awal yang strategis dan harus dipikirkan mulai dari awal ketika akan memulai Supply Chain management SCM. Perencanaan juga menjadi suatu tolok ukur untuk menentukan tingkat efisiensi, harga, kualitas, dan penilaian dari pelanggan. Agar aktivitas produksi bisa lancar, maka dibutuhkan bahan baku dari pemasok yang siap menyalurkan bahan baku untuk produksi. Pemasok harus bisa menjaga kualitas bahan baku dan berkomitmen terhadap pasokan bahan baku dan harga. Pemasok juga harus kolaboratif dalam pemindahan bahan baku ke pabrik atau sarana produksi. Dengan ketersediaan bahan baku dari pemasok, maka perusahaan bisa segera melakukan aktivitas produksi atau pabrikasi yang bertujuan untuk pembuatan, pemeriksaan, pemaketan, dan persiapan pengiriman. Dalam aktivitas ini perusahaan harus bisa menentukan tolok ukur yang jelas tentang tingkat kualitas, tingkat produksi, dan efisiensi waktu. Dalam proses selanjutnya, maka perusahaan bisa mendistribusikan produk, baik secara langsung maupun melalui mata rantai distribusi yang telah dibentuk. Sedangkan untuk menjaga kepercayaan konsumen, kemungkinan layanan untuk pengembalian produk karena cacat atau rusak bisa saja terjadi. Baca juga Nine Indonesian Entrepreneurs Graduate From Unctad, And Alibaba Business School Integrasi ERP dan Aplikasi Distributor Agar semua hal dasar tersebut berjalan dengan lancar, maka perusahaan harus melibatkan banyak Jaringan IT di dalam SCM, yaitu ERP, IOIS, EDI, dan sebagainya. Enterprise Resource Planning ERP merupakan suatu metode untuk mengatur seluruh proses bisnis yang ada dalam suatu perusahaan dengan suatu arsitektur perangkat lunak. Sistem ERP sangat mendukung kegiatan Supply Chain Management SCM karena bisa mengotomatiskan sistem backend office system, front end office system, atau dalam hal peningkatan efisiensi, kualitas, produktivitas, dan keuntungan. Untuk meningkatkan kinerja sistem Supply Chain Strategy SCM, perusahaan membutuhkan perangkat lunak seperti Enterprise Resource Planning ERP. Penggunaan ERP bisa mengurangi biaya dan efisiensi waktu. Sistem ERP dilengkapi dengan fitur otomatis dan fungsionalitas Supply Chain Management SCM. Sistem tersebut dapat diprogram secara otomatis untuk melakukan pemesanan persediaan atau bahan baku kepada pemasok ketika tingkat persediaan sedang menurun atau berada pada tingkat tertentu. Otomatisasi ERP sangat perlu dilakukan, karena perusahaan akan mampu untuk mempertahankan tingkat persediaan secara preventif. Perusahaan juga bisa melakukan standarisasi dari ERP untuk berbagai kemudahan pekerjaan karyawan, meningkatkan akurasi, mendorong kinerja tim, menghemat waktu, menghemat biaya, dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan komunikasi. Sistem ERP dalam Sistem Supply Chain Management SCM Adanya sistem ERP juga sangat penting untuk mendapatkan wawasan data dalam sistem Supply Chain Management SCM. Perusahaan membutuhkan informasi yang akurat dan tepat waktu agar bisa segera pengambilan keputusan untuk strategi Supply Chain Management. Sistem ERP memungkinkan perusahaan dan manajemen yang terlibat bisa secara cepat mengakses inventaris, pembelian, dan data produksi, dan informasi lain untuk kepentingan pengambilan keputusan yang sangat penting. Baca juga 9 Pengusaha Muda Indonesia Dapat Pelatihan Dari Alibaba Sistem ERP juga dilengkapi dengan fitur inventaris yang memberikan visibilitas real time yang lebih tepat sesuai dengan tingkat persediaan bahan baku. Perusahaan akan bisa mengontrol kinerja para pemasok secara berkala karena sistem ERP disertai dengan matrik yang kuat untuk waktu siklus pemasok menyalurkan bahan baku. Dengan demikian, proses rantai pasokan dapat diminimalisir. SimpliDOTS melengkapi sistem ERP dengan Super Apps untuk distributor. Perusahaan dapat mengandalkan Sales Automation Platform yang lebih menunjang divisi penjualan dan pemasaran bersama SimpliDOTS. Selain itu, aplikasi SimpliDOTS dapat diintegrasikan dengan ERP atau aplikasi lainnya seperti administrasi, akuntansi, dan sebagainya. Dengan keunggulan sistem ERP terintegrasi SimpliDOTS, maka dapat mengurangi biaya administrasi dalam proses supply chain atau rantai pasokan. Dapatkan aplikasi SimpliDOTS sekarang secara gratis selama 14 hari, klik disini.
wawancaraatau hasil pengisian kuesioner (Sekaran, 2006). Data primer tersebut berupa jawaban-jawaban atas pernyataan mengenai praktik manajemen rantai pasokan, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan. 4. Teknik Pengumpulan Data Manajemen Rantai Pasokan Kinerja Perusahaan Keunggulan Kompetitif H2 H3 H1 1 Model Penelitian
Sarjana Ekonomi –Hai sobat jumpa lagi dalam artikel kesayangan Anda. Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Supply Chain Management. Untuk lebih jelasnya mari simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini. Pengertian Suply Chain ManagementTujuan Supply Chain ManagementProses Supply Chain ManagementKomponen Supply Chain ManagementFungsi Supply Chain ManagementJaringan Supply Chain ManagementStrategi Supply Chain Management SCMJenis-Jenis Supply Chain ManagementSebarkan iniPosting terkait Pengertian Suply Chain Management SCM Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan ialah sebuah rangkaian dari beberapa kegiatan yang meliputi bagian koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, persediaan, proses produksi dan pengiriman produk. Ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Supply juga merupakan sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan inventory agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Dalam supply juga sangat dibutuhkan sebuah keterikatan pemasok dan konsumen atau biasa juga disebut dengan supply chain. Kegiatan rantai pasokan ini mencakup semuanya mulai dari pengembangan sebuah produk, sumber, produksi, dan logistik, serta sistem informasi yang diperlukan untuk dapat mengoordinasikan kegiatan ini. Tujuan Supply Chain Management Menurut Stevenson, sebuah tujuan dari manajemen rantai pasokan ialah menyelaraskan antara suatu permintaan serta penawaran dengan secara efektif dan efisien. Beberapa masalah utama yang terdapat di dalam rantai pasokan berhubungan seperti berikut ini Penentuan tingkat outsourcing yang tepat. Manajemen pengadaan barang. Manajemen pemasok. Mengelola hubungan dengan pelanggan. Identifikasi masalah dan merespon masalah tersebut. Manajemen risiko. Menurut I Nyoman Pujawan, tujuan strategis dari rantai pasokan ini ialah untuk memenangkan persaingan pasar atau setidaknya bertahan. Disebabkan karena itu, menurut I Nyoman Pujawan, untuk dapat menjadi pemenang didalam persaingan pasar maka rantai pasokan itu harus bisa menyediakan produk yang seperti berikut ini Murah Berkualitas Tepat waktu Bervariasi Proses Supply Chain Management 1. Pelanggan Customer Pelanggan atau customer merupakan sebuah rantai pertama yang memberikan pesanan order, terutama pada suatu perusahaan yang berorientasi pada OEM Original Equipment Manufacturer. Customer memutuskan untuk dapat membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan sales suatu perusahaan tersebut. Informasi ini sangat penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti halnya pada Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya. 2. Perencanaan Planning Setelah customer membuat pesanan yang diinginkannya, divisi Perencanaan akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, Divisi Perencanaan juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya. 3. Pembelian Purchasing Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini yakni sebuah kebutuhan terhadap bahan mentah dan juga berbagai bahan-bahan pendukungnya. Divisi Pembelian atau Purchasing akan dapat melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta juga menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan. 4. Persediaan Inventory Bahan mentah dan juga bahan pendukung yang telah diterima oleh sebuah perusahaan akan diperiksa suatu kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk sebuah kebutuhan produksi. 5. Produksi Production Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 6. Transportasi Transportation Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi Finish Product yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh customer. Komponen Supply Chain Management 1. Production Tujuannya ialah menghasilkan apa keinginan pasar, pada waktu yang tepat dengan volume produksi yang cukup. Untuk mencapai tujuan, perlu dipertimbangkan keterbatasan yang sesui seperti kapasitas dan tingkat kualitas yang diinginkan serta memperhitungkan fungsi-fungsi penting lainnya seperti kapasitas beban kerja, pemeliharaan peralatan dan sebagainya. 2. Inventory Apa saja level persediaan dari berbagai SKU harus ditebar dalam berbagai tahap di seluruh supply chain? Tingkat persediaan bertindak sebagai buffer dan mengamankan bisnis dari fluktuasi permintaan. 3. Location Lokasi ini merupakan sepanjang supply chain yang akan menjadi berbagai macam dari fasilitas. Mengenai pengambilan sebuah keputusan penting lainnya akan menjadi lokasi yang optimal untuk berbagai fasilitas, gudang dan penyimpanan. Keputusan lainnya terkait tentang mendirikan fasilitas baru. 4. Transportasi Kebutuhan untuk memindahkan inventori dari satu titik ke titik yang lain di seluruh supply chain merupakan salah satu fungsi penting dalam manajemen supply chain yang membutuhkan isu penting lainnya dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya ialah bagaimana barang harus dipindahkan dan jenis transportasi apa yang harus dipilih? Jawabnnya dapat berbeda-beda untuk berbagai jenis produk, dan juga jenis pasar “yang terseleksi secara geografis dan berbeda menurut perlengkapan infrastruktur”. Fungsi Supply Chain Management 1. SCM Secara Fisik SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Fungsi pertama ini juga berkaitan dengan berbagai biaya – biaya fisik, yaitu biaya material, biaya penyimpanan, biaya produksi, biaya transportasi dan lain-lain. 2. SCM Sebagai Mediasi Pasar SCM sebagai mediasi pasar, yakni memasitikan bahwa apa yang disuplai oleh para supply chain mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya – biaya survey pasar, perencaan produk, serta biaya – biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah supply chain. Jaringan Supply Chain Management 1. Chain 1 Supplier Jaringan berawal dari sini adalah sumber yang menyediakan bahan pertama, yang mana rantai penyaluran baru akan diawali. Bahan pertama ini dapat berupa bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan lain-lain. 2. Chain 1-2 Supplier-Manufactures Manufaktures atau bentuk lain yang menjalankan pekerjaan membuat mempabrikasi, mengasemblin, merakit atau mengkonversikan maupun menyelesaikan finishing. Keterkaitan kedua rantai tersebut telah memiliki potensi untuk menjalankan penghematan. Penghematan bisa didapat dari inventories bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi yang berada pada pihak supplier, manufactures dan tempat transit adalah target untuk menghemat. 3. Chain 1-2-3 Supplier-Manufactures-Distribution Barang yang telah diproduksi ini dari manufactures telah mulai harus didistribusikan kepada para pelanggan. Meskipun telah tersedia banyak cara untuk dapat menyalurkan barang kepada para pelanggan, yang umum yakni melalui distributor dan ini seringkali ditempuh oleh sebagian besar supply chain. 4. Chain 1-2-3-4 Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet Pedagang besar seringkali memiliki fasilitas gudang sendiri atau bisa juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini dipakai untuk penyimpanan barang sebelum didistribusiukan lagi ke pihak pengecer. Disni terdapat peluang untuk mendapatkan penghematan berupa jumlah inventories dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture ataupun ke toko yang mengecer. 5. Chain 1-2-3-4-5 Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer Para pengecer atau retailer akan memberikan penawaran sebuah barang secara langsung kepada para konsumen atau juga para pembeli atau pengguna barang langsung. Yang didalamnya ialah retail outlet yaitu toko kelontong, supermarket, warung-warung dan lain-lain. Strategi Supply Chain Management SCM 1. Membangun Hubungan Pemasok Hal ini sangat penting untuk dapat membangun sebuah kemitraan strategis dengan pemasok untuk kesuksesan rantai pasokan. Perusahaan yang telah mulai membatasi jumlah pemasok mereka dengan menerapkan sebuah program evaluasi vendor. Programprogram ini berusaha untuk menemukan pemasok dengan keunggulan operasional, sehingga pelanggan dapat menentukan pemasok yang pemasok melayani dengan baik. Kemampuan untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan atau pemasok sangat penting karena pemasok akan lebih mudah untuk bekerja sama. 2. Meningkatkan Respon Pelanggan Untuk tetap kompetitif, perusahaan fokus pada peningkatan upaya rantai pasokan untuk meningkatkan layanan pelanggan melalui peningkatan frekuensi pengiriman produk yang handal. Tuntutan yang meningkatkan tingkat layanan para pelanggan menjadi arah kemitraan antara pelanggan dan pemasok. Kemampuan untuk dapat melayani para pelanggan mereka dengan tingkat yang lebih tinggi dari kualitas layanan, termasuk pada pengiriman cepat dari produk adalah upaya penting. Memiliki hubungan yang sukses dengan pemasok adalah hasil dari kepercayaan dan kemampuan untuk mendorong pelanggan , kedektatan dengan pelanggan dan fokus dari pelanggan. 3. Membangun Keunggulan Kompetitif Untuk Saluran Berorientasi Produk Usaha mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif dalam suatu industri tidak mudah bagi perusahaan. Banyak tekanan kompetitif memaksa perusahaan untuk tetap efisien. Beberapa keunggulan yang kompetitif juga dapat melihat manajemen rantai pasokan untuk sebuah perusahaan yang mempekerjakan sumber daya untuk melakukan suatu proses. Hal ini juga berfungsi untuk meningkatkan pengaruh pada saluran karena perusahaan-perusahaan ini diakui sebagai terdepan dan diperlakukan dengan hormat. 4. Memperkenalkan Solusi SCM dan Memungkinkan Teknologi Informasi Informasi ini juga sangat penting untuk dapat mengoperasikan rantai pasokan secara efektif. Kemampuan komunikasi suatu perusahaan ditingkatkan dengan sistem teknologi informasi. Namun, kompatibilitas sistem informasi antara mitra dagang dapat membatasi kemampuan untuk bertukar informasi. Sangat dibutuhkan sistem teknologi informasi yang ditingkatkan di mana mitra dalam saluran memiliki akses ke database umum yang diperbarui secara realtime. Jenis-Jenis Supply Chain Management 1. Upstream Supply Chain Upstream supply chain manajemen itu mengurus hubungan antara perusahaan dengan vendor atau juga pihak lain dalam hal transfer barang. Apabila barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan atau organisiasi tidak langsung sampai ke tangan konsumen tapi disalurkan ke perusahaan penyalur lainnya. Contohnya sebuah perusahaan yang memproduksi smartphone. Produk smartphone ini tidak serta-merta sampai ke tangan konsumen langsung, tapi pihak manufacturer ini akan mengirimkan produknya ke suplier. 2. Downstream Supply Chain Downstream supply chain mangement ini merupakan manajemen yang mengurusi transfer barang dari perusahaan langsung ke konsumen. Apabila kalau upstream supply chain itu harus lewat supplier dulu, kalau juga downstream langsung dapat dibeli oleh konsumen. Contoh dari management ini yakni mebel atau gallery art. Apabila mereka membuat produk langsung sesuai keinginan konsumen. 3. Internal Supply Chain Internal supply chain management ini juga berhubungan dengan berbagai kegiatan pemasukan barang. Didalam hal ini yang kerap diperhatikan yakni manajemen produksi, pabrikasi serta juga kontrol ketersediaan bahan baku. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Supply Chain Management Pengertian, Fungsi, Tujuan, Proses, Komponen, Jaringan, strategi, Jenis & Contohnya Lengkap . Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi yang membacanya. Terima Kasih. Baca Juga Artikel Lainnya E-Commerce Adalah E-Business Adalah Enterprise Resource Planning ERP Customer Relationship Management CRM Jenis-Jenis Bisnis
ProdukInovatif • Setiap kelompok produk memiliki variasi sampai ratusan atau ribuan • Produk hanya bertahan sebentar di pasaran dan akan digantikan oleh variasi produk lain baru yang dikembangkan • Peramalan permintaan sulit dilakukan • Bisa mengakibatkan kekurangan maupun kelebihan persediaan 9/13/2021 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 11
Berkembangnya jaman memang membuat banyak aspek dalam hidup jadi lebih mudah dilakukan. Tapi, ternyata itu juga membuat tantangan-tantangan baru yang harus kita hadapi. Begitu juga dengan tantangan supply chain management. Tentu ngga sama antara yang dulu dan yang sekarang. Kenapa? Karena supply chain terus berkembang mengikuti trend permintaan customers sekaligus menghadapi tantangan baru yang muncul dari waktu ke waktu. Sebagai seorang profesional di bidang supply chain, anda perlu membuat rencana strategis jangka panjang untuk tetap memastikan semua operasional anda berjalan dengan lancar. Apa sebenarnya tantangan supply chain management yang harus anda hadapi? Ekspektasi konsumen yang lebih menuntut, lebih banyak market channels, kompleksitas internasional, dan masih banyak lagi. Itu semua adalah tantangan supply chain management yang cukup besar untuk dihadapi setiap perusahaan. Mengingat hal itu, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang beberapa tantangan supply chain management yang harus anda hadapi sekarang ini. Tapi, sebelum kita lanjut, saya mau mengajak anda untuk bergabung di scmguide telegram channel untuk memastikan anda ngga ketinggalan artikel-artikel supply chain management bermanfaat lainnya. 9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapiKenaikan biaya di seluruh supply chainKenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain?Single source menambah resiko supply chainKompleksitas supply chain karena multiple market channelsKonsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkatMempertahankan strategi inventory tradisionalKurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjutiTekanan resiko supply chainKetidakpastian supply chainTuntutan lainnya untuk supply chainKesimpulan 9 tantangan supply chain management yang harus anda hadapi Kenaikan biaya di seluruh supply chain Anda pasti tahu apa dampaknya kalau biaya supply chain anda naik kan? Betul sekali. Profit anda akan semakin berkurang. Menaikkan harga jual ke customer ngga pernah segampang itu. Jadi mau ngga mau andalah yang harus menanggung kenaikan biaya ini. Biaya-biaya supply chain berasal dari banyak fungsi, seperti biaya procurement, produksi, distribusi, dan banyak lagi. Yang jadi masalah adalah kalau anda ngga memberi perhatian terhadap kenaikan-kenaikan biaya tersebut. Anda jadi ngga mengambil langkah untuk meresponnya. Pada akhirnya, biaya operasional anda menjadi begitu tinggi. Kemampuan anda untuk bisa mengurangi dampak kenaikan biaya-biaya supply chain sangat penting di sini. Dan itu adalah salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain management. Kenaikan biaya apa saja yang bisa terjadi dalam supply chain? Ada beberapa biaya yang bisa terus meningkat dari waktu ke waktu seperti biaya-biaya berikut ini. Harga bahan bakar untuk pengangkutan barang, baik melalui jalan darat, laut, atau udara. Memang biaya ini bisa berkurang dalam kondisi-kondisi tertentu. Tapi seringnya komoditas. Yang tentunya akan meningkatkan biaya bahan baku tenaga kerja yang lebih tinggi. Ini bisa terjadi baik di sisi supplier, manufaktur, atau internasional yang semakin kompleks. Akibatnya, biaya penyimpanan, pemindahan, dan pengelolaan produk pun menjadi lebih tinggi. Single source menambah resiko supply chain Banyak perusahaan menggunakan single source sebagai kebijakannya. Tentu saja banyak yang jadi pertimbangan kenapa mengambil kebijakan itu. Salah satunya adalah karena kebijakan tersebut dinilai lebih rendah dalam hal biaya yang harus dikeluarkan. Tapi sayangnya, single source juga akan membuat perusahaan anda lebih rentan jika supplier anda mengalami gangguan produksi atau transportasi, misalnya. Dengan semakin kompleksnya tantangan supply chain management sekarang ini, terlebih di masa pandemi seperti saat ini, single source menjadi semakin beresiko. Malah, bisa dibilang kalau itu adalah jaminan untuk hilangnya penjualan saat terjadi gangguan di supplier. Kalau anda tetap memilih untuk menerapkan kebijakan ini, pastikan anda sudah mempersiapkan strategi risk mitigation untuk mengantisipasi, atau meminimalkan, resiko dan tantangan supply chain management anda. Kompleksitas supply chain karena multiple market channels Kita ngga menyangkal kalau dibilang customer saat ini bisa membeli sebuah produk dari berbagai market channels. Dan tentu saja, supply chain anda harus beradaptasi dengan hal itu. Salah satu tugas anda sebagai profesional di bidang supply chain adalah untuk mengembangkan berbagai variasi dalam proses supply chain anda. Untuk apa? Tentu saja untuk bisa menangani setiap market channels berikut. Situs web eCommerce, yang menyediakan penjualan langsung ke konsumen, membutuhkan pengiriman yang cepat dan logistik di tingkat dan grosir tradisional, yang membutuhkan area penyimpanan yang besar dan dekat dengan kota besar. Jangan lupa juga untuk menggabungkan hal ini dengan inventory control yang akurat untuk memastikan produk selalu markets, yang membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan customer sekaligus tunduk terhadap syarat dan ketentuan dropshipping, yang membutuhkan layanan internasional yang cepat sehingga konsumen bisa menerima barang pesanan mereka dengan cepat pula. Seorang supply chain manager seringkali harus mengelola banyak supply chain, pihak ketiga, dan berbagai organisasi lainnya. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk membuat customer mereka puas. Terlepas dari bagaimana cara mereka memesan dan menerima produk tersebut. Anda juga pasti suka Bagaimana Membangun Supply Chain yang Efektif dan Efisien5 Faktor Yang Bisa Mengakibatkan Kegagalan Supply Chain Anda Konsumen semakin menuntut kecepatan, kualitas, dan pelayanan yang terus meningkat Tantangan supply chain management selanjutnya berkaitan dengan perilaku konsumen saat ini. Ada begitu banyak pilihan bagi konsumen sekarang ini. Hal itu tentu saja memaksa industri untuk membuka mata mereka terhadap kondisi ini kalau mereka ngga ingin kehilangan pelanggan. Saat ini, industri harus semakin fokus untuk menyediakan produk dan layanan yang memuaskan customer. Bukan cuma sekedar harga yang sekarang ini menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli barang. Tapi juga kualitas dan kecepatan. Bagi konsumen di masa sekarang ini, harga, kualitas, dan kecepatan adalah tiga hal yang sama pentingnya. Ayo kita lihat beberapa fakta di lapangan. Konsumen saat ini ingin segera mendapatkan barang pesanannya. Terlebih lagi jika sudah menyangkut pembelian barang secara online. Mereka menginginkan pesanan mereka tiba dalam beberapa hari bahkan jika memungkinkan, tiba di hari yang semakin menuntut tingkat kualitas tertentu dari produk yang mereka mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi harus selalu mematuhi persyaratan keselamatan dan peraturan-peraturan lainnya. Dan ini berlaku untuk setiap dan layanan yang ramah lingkungan pun menjadi tuntutan tersendiri bagi sebagian orang yang peduli dengan kelestarian lingkungan. Dan tahukah anda produk mana yang akan paling sukses di pasaran? Itu adalah produk yang memenuhi semua persyaratan mengenai kualitas, ketersediaan, dan harga yang diharapkan konsumen. Di sinilah peran supply chain management dibutuhkan dan menjadi semakin penting untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Mempertahankan strategi inventory tradisional Apa itu strategi inventory tradisional? Strategi inventory control tradisional adalah strategi yang berfokus pada kinerja masa lalu untuk menentukan strategi inventory saat ini. Kekurangan dari pendekatan ini adalah ngga mempertimbangkan kejadian ngga terduga yang mungkin terjadi. Selain itu, perusahaan anda juga menjadi ngga gesit dan seperti ngga mengakomodasi kondisi yang sebenarnya sedang anda hadapi sekarang ini. Anda perlu sebuah pendekatan dari luar ke dalam dengan menggunakan streaming data untuk membuka wawasan, melihat pergeseran pasar, dan menentukan demand. Dengan begitu, anda akan lebih bisa menangani ketidakpastian dengan lebih baik dibandingkan strategi inventory tradisional tadi. Anda juga bisa melakukan analisa what-if untuk menentukan strategi inventory yang tepat dalam rangka menghadapi tantangan supply chain management yang ada di depan mata. Kurangnya data dan informasi yang bisa ditindaklanjuti Masalah paling umum dihadapi para business leader, khususnya di bidang supply chain management, adalah kita seringkali ngga punya informasi yang cukup untuk membuat suatu keputusan. Plus, kompleksitas supply chain membuatnya semakin sulit untuk mengevaluasi beberapa alternatif, trade-offs, dan skenario untuk mendapatkan keputusan terbaik. ERP tradisional mungkin bagus dalam menangani data dalam jumlah besar. Tapi, caranya menangkap, memproses, dan menyimpan informasi membuatnya sulit digunakan untuk memprediksi trend ke depan. Pun begitu dengan kebanyakan analisa bisnis yang baik untuk melaporkan apa yang sudah terjadi, tapi hanya sedikit sekali menggambarkan tantangan supply chain management yang akan dihadapi di masa depan. Apa yang anda perlukan untuk menghadapi tantangan supply chain management adalah kemampuan mempertanyakan lagi data yang anda punya untuk menentukan solusi paling optimal. Jadi, anda ngga hanya terpaku pada data apa yang tersaji di hadapan anda. Anda harus bisa membuat pemodelan supply chain yang bisa merefleksikan secara akurat bagaimana supply chain anda bekerja, memperhitungkan semua input, output, dan hambatan, dan mampu memperhitungkan trade-offs. Dengan begitu, anda akan bisa mendapatkan data yang bisa anda gunakan untuk mempertimbangkan berbagai macam skenario yang mungkin terjadi untuk selanjutnya menentukan solusi terbaik menghadapi tantangan supply chain management yang anda hadapi. Tekanan resiko supply chain Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kompleksitas internasional, lingkungan yang berubah, tekanan ekonomi, dan perselisihan perdagangan, memberi tekanan tersendiri pada keseluruhan supply chain. Dan anda perlu berhati-hati, karena tekanan-tekanan tersebut bisa dengan mudah berubah menjadi resiko, bahkan masalah, untuk anda. Apa saja itu? Supplier, produsen, logistik, dan customer yang tersebar di berbagai negara, zona waktu, dan benua, tentunya memerlukan koordinasi dan pengelolaan yang beberapa proses dalam supply chain yang menambah kompleksitas untuk mitra hulu dan hilir yang tertutup dan kurangnya visibilitas yang meningkatkan kesulitan pelaporan, business intelligence, dan pengambilan keputusan yang compliance dan quality management, yang membutuhkan kesepakatan, kontrak, dan kontrol yang kuat dalam organisasi supply chain. Sekali lagi, tugas anda sebagai supply chain professional adalah untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk memitigasi resiko-resiko tersebut. Anda harus memprioritaskan untuk meminimalisir resiko dan menangani masalah yang terlanjur terjadi. Ketidakpastian supply chain Ketidakpastian dalam supply chain pada kondisi tertentu bisa jadi masalah untuk anda. Anda harus mampu menangani masalah tersebut dengan cepat kalau anda ngga ingin ada keterlambatan, backlog, bottlenecks, atau masalah lainnya. Situasi politik dan proteksionisme di banyak negara mempengaruhi tarif pada semua jalur perdagangan. Apa dampaknya? Tentu saja timbulnya biaya tambahan, keterlambatan, dan waktu proses bea cukai yang lebih lama. Ini berarti pengiriman internasional anda menjadi lebih lambat. Selain itu, hal tersebut juga bisa dimanfaatkan pesaing anda dari negara-negara tertentu yang bisa mendapatkan tarif lebih rendah. Lebih jauh lagi, peningkatan volume barang internasional juga mengakibatkan port congestion. Akibatnya, supply chain anda akan mendapatkan lebih banyak tekanan karena kapal, truk, atau kereta api harus menunggu lebih lama untuk pemuatan, pembongkaran, dan pemindahan barang. Belum lagi fakta kalau otoritas dan operator pelabuhan juga mengenakan biaya untuk barang-barang yang disimpan di pelabuhan. Terlepas dari apa masalahnya, profesional di bidang supply chain perlu memahami apa sebenarnya masalah utama yang mempengaruhi supply chain di seluruh dunia. Mereka harus mampu membuat analisa dan mengembangkan strategi manajemen yang kuat untuk bisa menyelesaikan masalah dengan cepat. Apa yang dibutuhkan? Prediksi masalah sebelum masalah tersebut muncul. Buat kontrak, relationship management, kolaborasi, dan prioritas yang kuat untuk meminimalisir dampak masalahnya. Anda juga pasti suka 9 Hal Ini Bisa Membuat Anda Selalu Punya Excess Stock10 Cara Ini Bisa Mengurangi Biaya Supply Chain Anda Secara Signifikan Tuntutan lainnya untuk supply chain Apa lagi yang perlu menjadi pertimbangan anda sebagai seorang profesional di bidang supply chain? Ayo kita lihat. Kecepatan supply ke pasar dengan tepat waktu. Anda harus bisa menentukan lokasi dan ketepatan waktu dari bahan baku, suku cadang, dan produk berdasarkan sales and marketing cycles. Anda harus mampu memprediksi dan mengidentifikasi permintaan konsumen sejak awal. Selain itu, anda juga harus bisa merencanakan bagaimana supply dan management berdasarkan ketersediaan dan cost balancing. Retailer ingin memutar inventory mereka lebih cepat. Mereka ngga ingin mengeluarkan banyak uang karena produk yang bergerak lambat. Hal ini membutuhkan supply chain management hulu yang lebih baru yang memerlukan pembuatan prototipe dan pengembangan yang cepat. Pengenalan produk baru ke pasar membutuhkan supply chain yang andal, cepat, dan berkualitas. Kesimpulan Tantangan supply chain management modern terus meningkat dan bertambah. Untuk itu, dibutuhkan supply chain yang terus berkembang supaya mampu menjawab setiap tantangan yang ada. Kemampuan profesional di bidang supply chain untuk memprediksi, mengantisipasi dan, memecahkan masalah sangatlah dibutuhkan. Ia harus mampu menjadi yang terdepan dalam menghadapi tuntutan dan tantangan supply chain management yang memberi lebih dari sekedar visibilitas dan pengelolaan yang baik. Selain itu, ia pun harus bisa meminimalkan resiko, mengurangi kompleksitas, dan mengurangi biaya supply chain secara keseluruhan. “Kalau anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikan juga ke rekan-rekan anda lainnya dan gabung dengan scmguide telegram channel untuk mendapatkan artikel bermanfaat lainnya dari blog ini.”
Manfaat kelebihan dan kelemahan mobile computing Setelah kami jelaskan mengenai Mobile Computing, jenis-jenis dan toolsnya Maka selanjutnya Kami akan memberitahukan apa saja manfaat, kelebihan dan kelemahan Mobile computing ini. ( Customer Relationship Management ) atau SCM ( Supply Chain Management ). Untuk
Supplychain management integrates activity of material procurement and service, converts into semi-finished goods, and end products, and deliveries to customers (Heizer and Render 2010; Anatan
ISMInterpretive Structural Modelling. 13 1. Sistem kanban menggunakan mekanisme signaling sederhana seperti kartu untuk memberi tanda ketika barang tertentu harus dipindahkan atau diproduksi. 2. Kanban dapat digunakan untuk menyelaraskan aktivitas diantara dalam perusahaan atau diantara supply chain. 3.6So6swG.